Menu Atas

KD. 3.11 Menganalisis fitur perangkat lunak pembelajaran kolaboratif daring


KD.       3.11 Menganalisis fitur perangkat lunak pembelajaran kolaboratif daring

E-Learning Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
A.    PERSEPSI DASAR DAN PENGERTIAN E-LEARNING
1. Persepsi Dasar E-learning
Perkembangan sistem komputer melalui jaringan internet semakin meningkat. Internet merupakan jaringan publik. Keberadaannya sangat diperlukan baik sebagai media informasi maupun komunikasi yang dilakukan secara bebas. Salah satu pemanfaatan internet adalah pada sistem pembelajaran jarak jauh melalui belajar secara elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah e-learning. Saat ini program-program e-learning banyak diselenggarakan oleh lembaga pendidikan. Perkembangan e-learning sebagai sistem pembelajaran jarak jauh dewasa ini banyak terjadi di kalangan lembaga pendidikan khususnya adalah di tempat matrikulasi saya ini SEAMOLEC. Oleh karena itu, prospek perkembangan e-learning melalui internet dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran terbuka dan pembelajaran jarak jauh atau open and distance learning (ODL) sangat pesat.
Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang e-learning yaitu:
      1. Electronic based e-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama perangkat yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti flm, video, kaset, OHP, Slide, LCD Projector, tape dan lain-lain sejauh menggunakan perangkat elektronik.
      2. Internet based, adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang bersifat online sebagai instrumen utamanya. Artinya, memiliki persepsi bahwa e-learning haruslah menggunakan internet yang bersifat online yaitu fasilitas
komputer yang terhubung dengan internet. Artinya pembelajar dalam mengakses materi pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang dan waktu, bisa dimana saja dan kapan saja (any where and any time).
2. Pengertian E-learning
Sebenarnya luas sekali definisi/istilah mengenai e-learning. Tapi menurut asal katanya E-Learning terdiri dari huruf ā€œeā€ yang merupakan singkatan dari elektronic dan kata learning yang artinya pembelajaran. Jadi e-learning bisa diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat komputer. Fokus paling penting dalam e-learning adalah proses belajarnya (learning) itu sendiri, dan bukan pada ā€œeā€ (electronic), karena electronik hanyalah sebagai alat bantu saja. Pelaksanaan e-learning menggunakan bantuan audio, video, dan perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.
E-learning sering pula disebut pembelajaran online atau online course. Pembelajaran online dalam pelaksanaannya memanfaatkan dukungan jasa teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer, telepon, audio, video, transmisi satelit, dan sebagainya. Pembelajaran online ini memungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh yang bisa menjangkau lebih banyak orang dan berbagai tempat sampai daerah terpencil atau pedalaman sekalipun yang membutuhkan pendidikan.
Dalam proses pembelajaran pengajar dan siswa tidak perlu berada pada tempat dan waktu yang sama untuk melangsungkan proses pembelajaran, namun cukup dengan menggunakan internet sebagai medianya. Pengajar cukup meng-upload data materi pembelajaran pada situs e-learning. Pembelajar dapat mempelajari materi pembelajaran dari pengajar yang bersangkutan dengan membuka situs e-learning tersebut. E-learning sangat berkembang karena relatif tidak memerlukan biaya tinggi namun memiliki jangkauan yang luas, sebab e-learning dapat menjangkau hingga ke seluruh dunia tanpa dibatasi oleh kondisi geografis, sehingga lebih mudah untuk menyampaikan informasi pembelajaran. E-learning adalah program aplikasi berbasis internet yang memuat semua informasi tentang informasi seputar pendidikan yang jelas, dinamis, dan akurat serta up to date serta memberikan kemudahan bagi para pembelajar untuk melakukan pembelajaran secara online. Dengan adanya e-learning berbasis web dapat membantu strategi pembelajaran dalam menyebarkan informasi mengenai pendidikan secara luas.
B.     KARAKTERISTIK DAN MANFAAT E-LEARNING
1.      Karakteristik E-Learning
  1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik sehingga dapat memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat, baik antara pengajar dengan siswa, atau orang tua dengan siswa. Misal : edmodoMemanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer (computer networks) atau digital media).
  2. Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self learning materials). Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer, sehingga dapat di akses oleh pengajar dan siswa, atau siapa pun tidak terbatas waktu dan tempat kapan saja dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.
  3. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan, serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.
2.      Manfaat E-Learning
Manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya dalam pembelajaran jarak jauh, antara lain:
  1. Pengajar dan pembelajar/siswa dapat berkomunikasi secara mudah dan cepat melalui fasilitas internet tanpa di batasi oleh jarak, tempat, dan waktu. Secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu bisa dilakukan.
  2. Pengajar dan pembelajar/siswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang lingkupnya sudah sistematis terjadwal melalui internet, sehingga bagi pengajar bisa menilai seberapa jauh materi pembelajaran tersebut disajikan, dan bagi pembelajar/siswa dapat menilai seberapa jauh materi pembelajaran tersebut dapat dipelajari dan dikuasainya.
  3. Materi pembelajaran dapat disimpan pada komputer pembelajar/siswa dengan adanya situs download, sehingga pembelajar dapat mengulang atau mempelajari kembali materi pembelajaran yang telah dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai dengan keperluannya. Pembelajar dapat menilai materi pembelajaran mana yang telah dikuasainya dan terus dilanjutkan, atau materi pembelajaran mana yang belum dikuasainya sehingga perlu dipelajari ulang (direview) sampai dikuasainya atau dikonsultasikan kepada pengajar atau tutor secara online/posting komentar.
  4. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara pengajar dengan pembelajar, baik untuk seorang pembelajar/siswa, atau dalam jumlah pembelajar terbatas, bahkan massal. Dengan diskusi ini akan bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, serta kemampuan dalam berdiskusi, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, atau mengajukan dan mempertahankan pendapat sendiri.
  5. Relatif lebih efsien dari segi tempat, waktu, dan biaya. Pembelajaran dapat diakses di mana saja, termasuk bagi pembelajar yang tinggal di daerah terpencil atau pedalaman yang jauh dari lembaga pendidikan, perguruan tinggi atau atau sekolah. Berkaitan dengan ruang atau tempat/fasilitas e-learning tidak membutuhkan ruangan atau tempat yang luas sebagaimana ruang kelas konvensional, namun bisa di mana saja. Teknologi ini telah memperpendek jarak antara pengajar dan pembelajar.
  6. Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya dibanding harus membangun ruangan atau kelas pada lembaga pendidikan sekaligus memeliharanya, serta menggaji para pegawainya.
  7. Kerja sama dalam komunitas online yang memudahkan dalam transfer informasi dan melakukan suatu komunikasi, sehingga tidak akan kekurangan sumber atau materi pembelajaran.
  8. Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan dukungan teknologi internet membuat pusat perhatian dalam pembelajaran pada pembelajar, sebagai ciri pokok dari e-learning. Dalam pembelajaran pembelajar tidak bergantung sepenuhnya kepada pengajar, namun belajar mandiri untuk menggali (mengeksplorasi) ilmu pengetahuan melalui internet atau media teknologi informasi dan komunikasi lainnya.
Kemandirian pembelajar akan meningkat, karena setiap pembelajar/siswa dituntut untuk mempelajari dan mengembangkan materi pembelajaran secara mandiri. Pembelajar belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri, sehingga akan meningkatkan rasa percaya dirinya.
C.    KELEBIHAN E-LEARNING
  1. Meningkatkan interaksi pembelajaran (enchance interactivity)
  2. Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place fexibility)
  3. Memiliki jangkauan yang lebih luas (potential to reach a global audience).
  4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
D.    KELEMAHAN/KEKURANGAN E-LEARNING
Selain banyak manfaatnya, e-Learning dengan menggunakan internet untuk pembelajaran jarak jauh memiliki beberapa kekurangan atau kelemahan, antara lain:
  1. Salah satu ciri khas dari pembelajaran jarak jauh adalah terpisahnya secara fsik antara pengajar dengan pembelajar, sehingga menjadikan interaksi antara pengajar dengan pembelajar atau pembelajar dengan pembelajar lainnya menjadi tidak ada atau kurang sekali. Kurangnya interaksi ini menjadikan kurang dekat atau akrabnya pengajar dengan pembelajar yang dapat menghambat atau mengganggu keberhasilan proses pembelajaran. Pendidikan bukan hanya menekankan pada perubahan ilmu pengetahuan, namun juga sikap, sehingga dengan kurangnya interaksi ini bisa menghambat pembentukan sikap, nilai (values), moral, atau sosial dalam proses pembelajaran, sehingga tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
  2. Teknologi merupakan bagian penting dari pendidikan, namun jika lebih terfokus pada aspek teknologinya dan bukan pada aspek pendidikannya, maka ada kecenderungan lebih memperhatikan aspek teknis atau aspek bisnis/komersial, dan mengabaikan aspek pendidikan untuk mengubah kemampuan akademik, perilaku, sikap, sosial, atau keterampilan dari pembelajar.
  3. Proses pembelajaran dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau psikomotor dan kurang memperhatikan aspek afektip.
  4. Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode, atau teknik pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mungkin selama pembelajar konvensional kurang dikuasainya. Jika pengajar tidak menguasainya, maka proses transfer ilmu pengetahuan atau informasi dari pengajar kepada pembelajar akan terhambat dan akan mengagalkan proses pembelajaran tersebut.
  5. Proses pembelajaran melalui e-learning menggunakan layanan internet yang menuntut pembelajar untuk belajar secara mandiri untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi dengan mengakses sendiri ke internet dan tidak menggantungkan diri pada informasi dari pengajar. Jika pembelajar tidak mampu belajar mandiri dan motivasi belajarnya rendah, maka proses belajarnya akan mengalami kegagalan atau tidak tercapai tujuan pembelajaran atau pendidikan, yaitu terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pembelajar.
  6. Kelemahan dari aspek teknis, yaitu tidak semua pembelajar dapat memanfaatkan fasilitas internet karena tidak tersedia atau langkanya komputer dengan internetnya. Apalagi belum semua tempat atau lembaga pendidikan tersedia fasilitas jaringan internetnya. Kalaupun ada komputer dengan internet, terkadang terkendala dengan tidak tersedia atau terbatasnya fasilitas listrik dan infrastruktur yang lain.. Jika pembelajar/siswa berusaha sendiri untuk menyediakan fasilitas komputer dengan internetnya terkendala masalah biaya yang relatif berbiaya tinggi untuk mendapatkan perangkat komputer. Begitu pula jika harus datang ke warung internet (warnet) perlu mengeluarkan biaya.
  7. Masalah keterbatasan ketersediaan software (perangkat lunak) yang biayanya masih relatif mahal, untuk itu diperlukan upaya memperoleh perangkat lunak tersebut dengan biaya yang tidak mahal, misalnya mengadakan kerja sama dengan para provider komputer atau pihak-pihak yang terkait dan tertarik dengan pendidikan.
  8. Jika fasilitas komputer dengan internetnya sudah tersedia lengkap dan tidak ada kendala, masalahnya akan timbul karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan atau keterampilan (skill dan knowledge) mengoperasionalkan komputer dan memanfaat internet secara optimal. Untuk itulah diperlukan sumber daya manusia, seperti pengajar yang terampil memanfaatklan komputer dan internet secara optimal dalam teknik pembelajaran yang menggunakan komputer untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat sebanyak-banyaknya.


C. Perangkat lunak pembelajaran kolaboratif Daring
       Pembelajaran kolaboratif daring merupakan kegiatan yang beranggotakan pendidik dan peserta didik sekolah-sekolah yang saling bermitra dari berbagai wilayah negara dalam kelas maya (cyber classroom) yang dibangun bersama dalam bentuk website.

1. Pemanfaatan kelas maya
      Kelas maya disebut juga kelas virtual  (virtual class). Kelas maya merupakan lingkungan belajar hanya dalam konten digital yang disimpan, diakses, dan dipertukarkan melalui jaringan komputer dan sistem informasi sehingga dapat diakses dimana saja dan kapan saja.Selain digunakan untuk proses pendidikan jarak jauh (distance education), sistem tersebut juga dapat digunakan sebagai tambahan atau penunjang dalam kelas tatap muka.

a. Aktivitas sistem kelas maya
       Secara umum, kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh siswa dalam kelas maya dapat digambarkan sebagai berikut.
1). Siswa kelas dengan jadwal tertentu.
      Kelas tersebut khusus disediakan
      untuk pembelajaran secara virtual
      sehingga pada kelas telah dilengkapi
      dengan pengeras suara, LCD Projector,
      komputer, mikrofon, dan beberapa
      kemera pengawas. Alat-alat tersebut
      terhubung melalui jaringan komputer
      milik guru atau pengajar.

2). Interaksi antara siswa dan guru
      dilakukan di tempat terpisah
      dengan syarat waktu kelas tetap
      disepakati bersama antara keduanya.

3. Siswa yang berada di kelas,
    mengikuti presentasi melalui website
    kelas maya yang juga menampilkan
    wajah guru jika ada pertanyaan maka
    siswa tinggal maju ke depan dan bertanya
    melalui mikrofon yang tersedia.

b. Penerapan sistem kelas maya
      beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan kelas maya adalah sebagai berikut.
1). Ketersediaan perangkat keras dan
      perangkat lunak pendukung yang dibutuhkan.
2). Tersedianya infrastruktur jaringan
      pendukung yang memadai.
3). Kebijakan yang mengandung pelaksanaan
      kelas maya.

c. Hasil pelaksanaan kelas maya
       Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kelas maya agar mendapatkan hasil yang maksimal adalah sebagai berikut.
1). Kelas  maya maya harus dapat
     menciptakan lingkungan belajar
     yang kondusif.
2). Kelas maya harus dapat menyediakan
      berbagai fasilitas kelas yang terintegrasi
      bahan  (bahan ajar, rencana pembelajaran,
      tugas-tugas dan penilaian hasil belajar)
      dan dapat mengukur pencapaian
      kompetensi siswa.
3). Kelas maya juga perlu di rancang
      supaya siswa dapat berbagi  hasil
      karya dan bertukar pengalaman
      dalam menerapkan pengetahuan
      yang telah diperolehnya.


2. Jenis-jenis perangkat lunak pendukung kelas maya
        Dalam rangka mendukung kelas Maya, di manfaatkanlah berbagai perangkat lunak yang pada umumnya berbasis web. Secara umum dikenal dua jenis Aplikasi, yaitu learning management system (LMS) dan learning content management system(LCMS).

a. learning management system (LMS)

     LMS adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola pembelajaran, mengirimkan konten (content delivery system) dan melacak aktivitas daring seperti kehadiran dalam kelas maya, mematikan waktu pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian siswa.

b. Learning content management system (LCMS)
       LCMS adalah aplikasi yang digunakan untuk mendaftar, menyimpan, menggabungkan, mengelola, dan mempublikasikan konten pembelajaran untuk menyampaikan melalui web, bentuk cetak, atupun CD. LCMS tidak hanya dapat membuat, mengelola, dan menyediakan modul-modul pembelajaran, tetapi juga mengelola atau menyunting (mengedit) semua bagian yang membentuk sebuah katalog. Contoh LCMS adalah claroline dan e-doceo solutions (Talentsoft learning).

c. Sosial learning Network ( SLN)
       Social learning network (SLN) atau sering disebut dengan jejaring sosial untuk pembelajaran merujuk pada koneksi interpersonal melalui interaksi dengan tujuan utama pengembangan pengetahuan. Secara lebih rinci, SLN merujuk pada beberapa penggunaan sebagai berikut.
1). Penggunaan social network (SN)
     untuk pembelajaran dalam pendidikan
     formal.
2). Penggunaan SN oleh para pelajar
     dalam kelompok  kalaborasi/diskusi
      yang dilaksanakan secara informal.
3). Penggunaan laman yang secara
      khusus dirancang untuk pembelajaran
      melalui jejaringa         sosial (SLN)
4). Penggunaan SLN yang secara
      khusus dikembangkan sendiri oleh guru.


3. Edmodo sebagai social learning network (SLN)
        Edmodo merupakan  perangkat lunak yang aman digunakan untuk SLN oleh guru dan siswa. Guru atau pihak sekolah dapat mengelola sistem yang menyediakan fitur terbaik dan praktis menghilangkan kecemasan kita terhadap aktivitas siswa dengan internet.

       Dengan perangkat lunak ini kita lebih mudah untuk memonitor interaksi pengguna dalam Edmodo learning environment. Tidak ada yang bisa masuk ke ruang Edmodo tanpa adanya undangan, dan siswa tidak dapat menggunakannya untuk berhubungan dengan pengguna asing. Selain itu, kita juga dapat dengan mudah mengetahui apabila terdapat pelanggaran atau orang asing yang tidak terdapat di Edmodo.

      Perkembangan Edmodo berdasarkan prinsip pengolahan kelas berbasis kelompok dengan media sosial. Fitur utama Edmodo merupakan dukungan aktif terhadap model komunikasi dari daring media sosial dengan penambahan beberapa fitur bahan ajar daring dan evaluasi daring.

      Berikut ini adalah beberapa fitur utama Edmodo yang dapat digunakan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran.
a. Kelas mayadengan dengan sistem
    closed Group collaboration,yaitu hanya
    mereka yang  memiliki kode grup yang dapat
    mengikuti kelas.
b. Komunikasi menggunakan model
    media sosial.
c. Manajemen konten pembelajaran.

Link VIDEO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar